BAB
1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kemanusiaan yang adil dan beradab ialah salah satu nilai
yang mempunyai peran sangat penting dalam mencapai tujuan Negara karena
keadilan dapat menciptakan suatu ketentraman tanpa adanya konflik yang
disebabkan oleh perbedaan derajat atau kesamaan kedudukan, karena seharusnya
kedudukan manusia dihadapan Tuhan dan hukum adalah sama.
Sebagai bentuk rasa peduli kami ingin mengadakan sebuah
kegiatan bakti sosial yangdapat berguna bagi salah satu masyarakat sekitar.
Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa di lingkungan sekitar kita
terdapat orang-orang yangsangat membutuhkan bantuan dari kita.Kegiatan bakti
sosial ini merupakan bentuk kepedulian dantanggung jawab sosial kita terhadap
masyarakat, selain itu melalui kegiatan bakti sosial ini kami dapatmenanamkan
nilai-nilai simpati, kepedulian, kerjasama dalam tim dantanggung jawab
khususnya menjalankan nilai-nilai pancasila yang seharusnya diterapkan.
1.2.Tujuan kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan bakti
sosial ini ialah :
1. Menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari
2. Menumbuhkan
rasa kepedulian sosial kepada sesama manusia
3. Mempererat
tali persaudaraan
1.3.Manfaat kegiatan
Manfaat dari kegiatan bakti sosial
ini adalah :
Mahasiswa dapat mengaplikasikan
secara langsung ilmu dan pengetahuan yang didapat dari Pancasila untuk membantu
lingkungan sekitar.
BAB 2. ISI LAPORAN
2.1.Jenis
kegiatan
Jenis
kegiatan ini ialah Bakti Sosial dengan dasar Pancasila, khususnya sila ke-2
yaitu ‘kemanusiaan yang adil dan beradab’.
2.2.
Waktu
dan tempat kegiatan
Pelaksanaan kegiatan bakti sosial ini dilaksanakan pada :
Tanggal
:20 April 2015
Waktu :16.30 s/d 17.45 WIB
Tempat :Jl.Melon (belakang taman makam pahlawan) RW 16, Patrang, Jember.
2.3.
Peserta kegiatan :
Peserta kegiatan bakti sosial ini
ialah :
1. 1...........
22..........
2.4.
Pelaksanaan kegiatan :
Pelaksanaan kegiatan bakti sosial
ini ialah :
1.
Mendatangi
rumah Bapak Sarukih dan Ibu Murcik.
2.
Mengadakan
Tanya jawab tentang latar belakang keadaan Bapak Sarukih dan Ibu Murcik.
3.
Memberikan
santunan bantuan sembako kepada keluarga Bapak Surakih.
2.5.
Jumlah barang
No
|
Nama Barang
|
Jumlah/banyaknya
|
1
|
Beras
|
4 Kg
|
2
|
Gula
|
1 Kg
|
3
|
Minyak goreng
|
1 Liter
|
2.6. Biaya
No
|
Nama Barang
|
Jumlah/banyaknya
|
Harga persatuan
|
Jumlah harga
|
1
|
Beras
|
4 Kg
|
Rp. 8.400,00
|
Rp. 33.600,00
|
2
|
Gula
|
1 Kg
|
Rp. 12.200,00
|
Rp. 12.200,00
|
3
|
Minyak goreng
|
1 Liter
|
Rp. 12.000,00
|
Rp. 12.200,00
|
Adapun
biaya berasal dari peserta kegiatan bakti sosial 15.000 x 4 =Rp.60.000,00. Jadi
total pengeluaran ialah Rp. 57.800,00dengan sisa Rp. 2.200,00.
2.7.Hasil Kegiatan
Dalam kegiatan ini kami dapat menyumbang bahan kebutuhan atau bahan sembako serta dapat memenuhi salah satu tugas Bakti Sosial Matakuliah Umum Pancasila.
Dalam kegiatan ini kami dapat menyumbang bahan kebutuhan atau bahan sembako serta dapat memenuhi salah satu tugas Bakti Sosial Matakuliah Umum Pancasila.
BAB
3. PEMBAHASAN
3.1.
Keadaan Keluarga
Seorang
bapak yang bernama Bapak Sarukih berumur 55 tahun yang bekerja sebagai pengutip
sampah yang mengambil sampah di rumah warga sekitar. Bapak Surakih tinggal di
daerah Patrang dengan keluarganya mulai dari tahun 2000. Bapak Surakih mulai
bekerja pada tahun 2001 hingga sampai sekarang. Dapat dikatakan bapak surakih
sudah 14 tahun mengabdikan dirinya untuk membersihkan lingkungan sekitar. Bapak
Sarukih memiliki 5 anak. 1 putri sudah menikah. Hingga sekarang ada 4 anak yang
menjadi tanggungan dan 1 cucu dari putrinya tersebut. Umur anak yang paling
kecil 8 tahun dan yang bersekolah 2 orang termaksud cucunya. Bapak sarukih juga
memiliki istri yang bernama Murcik, 43 tahun. Pekerjaan Ibu murcik ialah
sebagai Ibu rumah tangga.
Pekerjaan
sebagai pengutip sampah dilakukan Bapak Sarukih setiap harinya. Gaji yang
didapat dari pengutip sampah tiap bulannya sekitar Rp.500.000,00. Bapak Sarukih
juga bekerja sampingan yaitu menjual barang-barang bekas maupun plastik dengan
berjalan kaki, putar-putar mengelilingi lingkungan sekitar yang masih bisa
dijual dari hasil pengutipan sampah setiap paginya. Keluarga Bapak Sarukih juga
mendapat bantuan dana dari pemerintah tahun kemarin sebesar Rp. 600.000,00
sebagai uang tunai langsung.
3.2.
Makna
Kemiskinan
Kemiskinan
merupakan salah satu bentuk problem yang muncul dalam kehidupan masyarakat,
khususnya masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang. Masalah
kemiskinan ini menuntut adanya suatu upaya pemecahan masalah secara berencana,
terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu yang singkat. Upaya pemecahan
masalah kemiskinan tersebut sebagai upaya untuk mempercepat proses
pembangunan yang selama ini sedang dilaksanakan.
Kemiskinan
adalah suatu keadaan dimana suatu kelompok masyarakat tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan pokok yang sewajarnya sebagai pondasi minimal untuk bertahan
hidup seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan pendidikan.
Zastrow dan Karen K. Kirst-Ashman (2007) menyebutkan secara
filosofis ada delapan hal yang menyebabkan kemiskinan, yaitu:
a.
Menganggur.
b.
Tidak Sehat.
c.
Masalah emosi.
d.
Terlibat narkoba.
e.
Pendidikan rendah.
f.
Diskriminasi ras dan gender.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya
mencakup:
1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya
mencakup kebutuhan pangansehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial,
termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini
termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya
dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan
moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
3. Gambaran tentang
kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
“memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi
bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
3.3. Makna Sila ke dua Pancasila
1.Menempatkan
manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.
Yang dimaksud dengan hakikat manusia dihadapan Tuhan
adalah semua kesetaraan hak dan persamaan kewajiban antar sesame manusia tidak
dibedakan karena kita adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai kewajiban
sebagai warga Negara yang baik, tidak hanya menuntut hak nya saja. Tentang
kesetaraan pasti membicarakan persamaan derajat dan warga Negara yang baik
seharusnya dapat mengakuinya khususnya terhadap sesama warga Negara. Karena
pada era sekarang nyatanya jabatan bisa membuat tindakan semena-mena dengan
wewenangnya.
2.
Menjunjung
tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
Kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para
pendahulu adalah hal yang sangat penting untuk diingat dan dipelajari, dan
tugas kita sebagai penerus bangsa adalah memajukan Negara kita karena telah
diketahui bahwa Indonesia adalah salah satu Negara yang belum maju.
3.
Mewujudkan
keadilan dan peradaban yang tidak lemah.
Keadilan dan peradaban yang tidak lemah adalah suatu
hal yang harus dipertahankan oleh Negara yang sudah melakukannya, jadi ketika
tidak terjadi keadilan yang frontal dan telah terbukti menyalahi UUD dan
pancasila sangat pantas untuk diambil jalan yang benar. Karena konflik yang
terjadi karena ketidak adilan dapat melemahkan dan mengakibatkan disintegrasi
bangsa.
3.4.
Makna sila ke tiga Pancasila
1.
Cinta Tanah
Air/Nasionalisme
Cinta tanah air merupakan sikap yang diperlukan oleh
semua bangsa Indonesia karena disini adalah tanah kelahiran kita. Dengan
menciptakan kondisi yang positif dimanapun kita berada adalah salah satu
gerakan cinta tanah air, misalnya bakti social, hari kebersihan, menghemat,
memelihara lingkunngan, keja bakti dan sebagainya karena hamper semua kegiatan
positif dapat membantu menciptakan kenyamanan dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
2.
Menciptakan
Indonesia yang Sejahtera
Indonesia yang sejahtera bisa dibantu dengan
kegiatan penghilangan penonjolan kekuasaan yang sewenang-wenang karena akan
menimbulkan perbedaan derajat dan keadilan pun tidak bisa dicapai sehingga
menimbulkan konflik internal Negara. Memajukan Negara Indonesia yang sedang
berkembang juga dapat mencapai kesejahteraan.
3.
Memusnahkan
perbedaan-perbedaan untuk Persatuan Indonesia
Dengan adanya Bhineka Tunggal Ika telah banyak
mendorong rakyat untuk tidak mempermasalahkan perbedaan suku, budaya, ras,
bahasa, warna kulit dan lainnya. Karena seharusnya perbedaan tidak menjadi
penghalan untuk menjalankan kebersamaan dalam segala bidang, jika memang ada
perbedaan maka itu akan menyebabkan perselisihan dan memihak perbedaan
individual mereka sendiri.
BAB 4. PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Kesimpulan
dari kegiatan bakti sosial ini ialah
bahwa kita sebagai manusia ciptaan Tuhan harus saling membantu, saling
tolong menolong, membangun rasa sikap kepedulian yang tinggi karena
sesungguhnya kedudukan manusia dihadapan Tuhan dan Hukum adalah sama, tanpa
adanya perbedaan dalam segala hal yang berarti nilai Pancasila sangat pantas
untuk diterapkan dalam kekhidupan sehari-hari. Diluar sana masih banyak yang
membutuhkan pertolongan uluran tangan kita. Acara kegiatan bakti sosial ini
diharapkan mampu membuka mata semua masyarakat bahwa akan selalu menolong
ataupun membantu pada setiap mereka yang membutuhkan. Dan juga kiranya
meringankan beban keluarga.
0 komentar:
Posting Komentar